Hari seperti biasa..
menaiki tren komuter bagai menyahut seruan gomen...
padahal seruan diri lagi utama dari pak tikus...
dingin pagi ini sewaktu aku sampai di stesen...
masih seperti semalam..
orang yang ramai terkorban di kampung..
tren masih sunyi ...
tak sesak seperti hari-hari lain...
hanya ade dua tiga kerat manusia...
tren dilewat sepuluh minit...
bagi mengisi orang yang terlewat...
lagi...
aku pula membuka helaian naskah baru...
oleh Syed Husin Ali...
Dua Wajah : Tahanan Tanpa Bicara...
warnanya yang merah garang buatku tak lena tidur..
terasa hendak megintai isi nya...
sambil menunggu saat berlepas...
aku melayari kisah hidupnya...
setibanya tren di hentian kajang...
berpusu manusia menerjah masuk...
mengisi perut tren yang makin senak...
sambil menelaah kisah menarik ISA...
tak ku kisah makcik yang tercegat berdiri..
aku melihat ke kiri dan kanan...
" sesak sebab tren lewat ni"
sekonyong-konyong seorang menghampiri...
berdiri tercegat di kaki ku...
nukilan Dr. Syed sebenarnya sangat menarik..
sehingga aku tak menoleh pada sesiapa pagi ini...
tapi aku mendongak sambil melihat...
"owh..amoi rupanya"
yang menarik perhatianku...
walaupun berdiri dan sesak...
dia gagahkan untuk membaca..
yang aku malu...
bukunya tebal..lebih 4 kali ganda tebal dari buku ini
hardcover..sambil berdiri..
sebelah tangan memegang buku...
sebelah memaut besi pemegang...
yang lain...
yang duduk..
yang selesa...
lebih senang memilih tidur...
memilih untuk menyambung mimpi
memilih untuk merehat otak...
sudah di rumah tidur...
di dalam tren tidur...
di pejabat tidur...
lepas makan tengahari tidur...
pulang petang tidur...
perjalananku sekarang membuka seribu kisah...
kisah baru dan kisah lama...
sampai bila kita mahu berehat...
ingatilah ayat pertama Quran diturunkan...
Wednesday, December 10, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment